Kamis, 06 Juni 2013

hadits kepemimpinan


KEPEMIMPINAN

A.    PENDHULUAN
Dalam sejarah kehidupan manusia, telah muncul konsepsi tentang kepemimpinan. Bagaimana Nabi Adam memimpin Hawa dan keturunannya di dunia setelah diusir dari surga. Begitu juga sejak awal kemunculan Islam, Nabi Muhammad selain sebagai seorang utusan Rasul yang menyampaikan ajaran-ajaran agama tetapi juga seorang kepala Negara dan kepala rumah tangga. Paling tidak dalam catatan-catatan sejarah kenabian yang terdokumentasikan dalam Hadits-Hadits yang tetap terjaga dan masih bisa dikonsumsi sampai saat ini, Nabi memberikan contoh bagaimana seorang pemimpin menyelesaikan persoalan-persoalan pribadi maupun sosial kemasyarakatan berdasarkan musyawarah untuk tercapainya kemaslahatan.

A.    SETIAP MUSLIM PEMIMPIN DAN TANGGUNG  JAWAB PEMIMPIN

1.      Teks hadist
Dalam hadits imam bukhari dalam kitab “budak” bab : “ dibencinya memperpanjang perbudakan” dikatakan sebagai berikut :
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا وَالْخَادِمُ رَاعٍ فِي مَالِ سَيِّدِهِ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
2.      Terjemahan hadist
“Dari Ibn Umar r.a. Berkata bahwa Rasulullah Saw. Telah bersabda :”Kalian semuanya adalah pemimpin (pemelihara) dan  bertanggung jawaban terhadap rakyatnya. pemimpin akan ditanya tentang rakyat yang dipimpinnya. Suami pemimpin keluargnya dan akan di tanya tentang keluarga yang dipimpinnya. Istri memelihara rumah suami dan anak-anaknya dan akan di tanya tentang hal yang dipimpinnya. Seorang hamba (buruh) memelihara harta majikannya dan akan ditanya tentang pemeliharaannya. Camkanlah bahwa kalian semua pemimpin dan akan dituntut ( diminta pertanggung jawaban ) tentang hal yang dipimpinnya.”



3.      Penjelasan Hadits
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan kepada Allah kelak di akhirat nanti.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi. Oleh karena itu pemimpin mempunyi tanggung jawab yang sangat besar bagi bangsa ataupun organisasinya yang dipimpin baik itu di dunia ataupun di akhirat nanti. Semua dalil itu patut menjadi perhatian bagi kita terutama pemimpin umat islam dan para penguasa yang ingin selamat dari siksa neraka.

4.      Kesimpulan
setiap pemimpin harus menjadi pelayan masyarakat sehingga hal ini bisa membawanya ke surga  dan nasib yang akan dialami oleh para pemimpin yang tidak bertanggung jawab : Mereka tidak akan diterima shalatnya oleh Allah. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium bau surga itu. Pemimpin yang tidak bertanggungjawab itu diancam 2 kali lipat siksaan rakyat yang mereka pimpin.

B. PEMIMPIN PELAYANAN MASYARAKAT
1.      Teks hadist

عن الحسنٲن عبيد الله بن زياد عاد معقل بن يسار فى مرضه الذي مات فيه  فقل له معقل : ٳني محد ثك

 حديثا سمعته من  رسول الله صلى الله عليه وسلم سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول مامن الترعاه الله

 رعية فلم يحطها بنصيحة ٳلا لم يجد را ئحة الجنه.      ( رواه البخار و مسلم)

2.      Terjemahan Hadist
 “Dari Al-Hasan, bahwa Ubaidillah bin Ziyad menjenguk maq’il berkata kepada Ubaidillah bin Ziyad : Sesungguhnya saya akan menyampaikan kepadamu suatu hadits yang saya dengar dari Rosululloh SAW. Saya mendengar Nabi SAW. Bersabda : "Tiada seorang hamba yang diberi amanat rakyat oleh Allah SWT. Lalu ia tidak memeliharanya denga baik, melainkan Allah tidak akan merasakan padanya harum surga (tidak mendapatkan surga)". (HR. Bukhari dan Muslim).


3.      Penjelasan Hadits
Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalah akuntabilitas (accountable). Istilah akuntabilitas adalah berarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik dan kepada Allah kelak di akhirat nanti.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan publik atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi. Oleh karena itu pemimpin mempunyi tanggung jawab yang sangat besar bagi bangsa ataupun organisasinya yang dipimpin baik itu di dunia ataupun di akhirat nanti. Semua dalil itu patut menjadi perhatian bagi kita terutama pemimpin umat islam dan para penguasa yang ingin selamat dari siksa neraka.
4.      Kesimpulan
setiap pemimpin harus menjadi pelayan masyarakat sehingga hal ini bisa membawanya ke surga  dan nasib yang akan dialami oleh para pemimpin yang tidak bertanggung jawab : Mereka tidak akan diterima shalatnya oleh Allah. Mereka tidak akan masuk surga, bahkan tidak akan mencium bau surga itu. Pemimpin yang tidak bertanggungjawab itu diancam 2 kali lipat siksaan rakyat yang mereka pimpin.
C.  BATASAN KETAATAN KEPADA PEMIMPIN
1.      Teks Hadist
 

بد الله بن عمر رضي الله عنهما, عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : السمع والطاعة على المرإ المسلم فيما

( أحب وكره, مالم يؤمر بمعصية, فإ ذا أمر بمعصية فلا سمع ولاطاعة. (رواه البخار و مسلم)
عن أبي هريرة t عن النبي  صلى الله عليه وسلم  قال: (( من أطاعني فقد أطاع الله ومن يعصني فقد عصى الله ومن يطع الأمير فقد أطاعني ومن يعص الأمير فقد عصاني)) (رواه مسلم(: 3/1466  (1835)
عن بن عباس t عن رسول الله  صلى الله عليه وسلم  قال: ((من كره من أميره شيئا فليصبر عليه فإنه ليس أحد من الناس خرج من السلطان شبرا فمات عليه إلا مات ميتة جاهلية)) (رواه مسلم : 3/1478       (1849)

2.      Terjemahan
 “Abdullah bin Umar r.a berkata : Nabi SAW. bersabda : "Mendengar dan taat itu wajib bagi seseorang dalam apa yang ia suka atau benci, selama ia tidak diperintah berbuat maksiat, maka jika diperintah berbuat maksiat maka tidak wajib mendengar dan wajib taat". (HR. Buhkari dan Muslim)
Dari sahabat nabi Abu hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia bersabda: “Barang siapa yang mentaati aku sungguh ia telah mentaati Allah, dan barang siapa yang durhaka padaku sungguh ia telah mendurhakai Allah, barang siapa yang taat pada pemimpin sungguh ia telah taat padaku, dan barang siapa yang durhaka pada pemimpin sungguh ia telah durhaka padaku”.
Dari Ibnu Abbas dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Siapa yang membenci sesuatu dari pemimipinnya maka hendaklah ian sabar terhadapnya, krena sesungguhnya tidak seorang pun yang keluar menetang penguasa barang sejengkal lalu ia mati dalam hal demikian, kecuali ia mati dalam keadaan kejahiliyaan”.
3.      Penjelasan Hadits
Berdasarkan hadits di atas Nabi Muhammad saw. berpesan agar setiap muslim hendaknya mendengar dan mematuhi keputusan, kebijakan dan perundang-undangan yang telah ditetapkan oleh para pemimpin, baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan bagi dirinya. Selama peraturan tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya.
Sebab kunci dari keberhasilan suatu negara atau organisasi diantaranya terletak pada ketaatan para warga atau pengikutnya dan pemimpinnya kepada Allah.
Dan apabila kaum muslimin tidak mau mendengar dan tidak mau mematuhi serta tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi di Negara atupun di organisasi tempat ia tinggal, maka kehancuranlah yang akan terjadi dan sekaligus menjadi bencana bagi umat islam.
Apabila pemimpin memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya, maka kita tidak boleh mentaati perintahnya. kepatuhan terhadap pemimpin mempunyai batasan tertentu yakni selama memimpin dan mengarahkan kepada hal-hal yang positif dan tidak menuju ke jalan kemaksiatan maka kita wajib mematuhi perintahnya, begitu pula sebaliknya. Misalnya, pemimpinitu melarang wanita muslim mengenakan jilbab; pemimpin yang menyuruh untuk melakukan perjudian dan masih banyak contoh yang lain.
Kriteria-kriteria pemimpin yang wajib kita taati :
1)      Islam
2)      Mengikuti perintah-perintah Allah dsan Rasul-Nya
3)      Menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat munkar
4)      Lebih mementingkan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi
5)      Tidak mendzalimi umat Islam
6)      Memberikan teladan dalam beribadah

4.      Kesimpulan
Pemimpin atau penguasa adalah pemelihara umat yang harus dengan jujur melaksanakan amanah dan tuntutan rakyatnya untuk menciptakan kesejahteraan di segala bidang. Ia akan mempertanggungjawabkan semua kebijakan yang diambilnya sewaktu di dunia menyangkut persoalan umat. Apabila adil, jujur, dan benar, maka Allah merahmatinya, tetapi bila dzalim dan menyelewengkan kekuasaannya, maka Allah akan melaknatnya.
Dan jika pemimpin itu sesuai dengan yang di tuliskan oleh Nabi maka Kita wajib menaati segala apapun yang di perintahkannya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar