BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu
problem pendidikan umat Islam adalah problem metode pendidikan. Pendidikan umat
Islam senantiasa menggunakan metode hafalan, yang tidak dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Sering kali dijumpai
seorang guru yang berpengetahuan luas tetapi tidak berhasil dalam mengajar,
hanya karena tidak menguasai metode mengajar. Itulah sebabnya, metode mengajar
menjadi salah satu objek bahasan yang penting dalam pendidikan. Oleh karena
itu, guru sebagai dari kerangka sistem pendidikan dituntut untuk selalu
mengembangkan keterampilan mengajar yang sesuai dengan kemajuan zaman dan
lingkungan lokal dimana proses pendidikan itu dilakukan. Jika guru bersikap
statis (merasa cukup dengan apa yang sudah ada) maka proses pendidikan itu akan
statis pula bahkan mundur. Keberadaan metodologi pembelajaran merupakan salah
satu solusi yang dapat dijadikan guru dalam memecahkan persoalan tersebut,
karena merupakan hasil pengkajian dan pengujian melalui metode ilmiah.
Metodologi
berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Dalam ilmu tentang mengajar, metodologi disebut didaktik yaitu ilmu
yang membahas tentang kegiatan proses belajar mengajar yang menimbulkan proses
belajar.
Adapun dalam
makalah ini kami akan membahas tentang konsep metodologi pembelajaran yang
terdiri dari pengertian, prinsi-prinsip, ruang lingkup, pendekatan-pendekatan,
kedudukan, manfaat dan kegunaan metodologi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konsep Metodologi
Pembelajaran PAI
1. Pengertian Konsep
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau
apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami
hal-hal lain. Menurut Soedjadi konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan
untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan
dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Sedangkan menurut Bahri, pengertian
konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang
sama. [1]
Dari pengertian
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan konsep adalah
gambaran mental dari objek, proses atau apapun yang digunakan untuk mengadakan
suatu penggolongan dan dinyatakan dengan rangkaian kata.
2. Pengertian Metodologi
Menurut Harto,
metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode berarti cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan. [2]
Metodologi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
berarti “ ilmu tentang metode, uraian tentang metode”. Sedangkan menurut
Ahmad, sering kali orang menyamakan istilah metode dengan cara. Dalam konteks
ini metodologi dapat dipahami sebagai ilmu yang digunakan untuk mengungkapkan
pengertian tentang cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu.[3]
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi adalah suatu ilmu tentang
metode atau cara kerja yang tepat dan cepat untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
3.
Pengertian Pembelajaran
Menurut Gagne,
pembelajaran dapat diartikan sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang
dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar yang sifatnya internal. Menurut
J. Drost, pembelajaran merupakan usaha yang dilakukan untuk menjadikan orang
lain belajar. Rahman mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan suatu peristiwa
atau situasi yang sengaja dirancang dalam rangka membantu mempermudah proses
belajar dengan harapan dapat membangun kreativitas siswa.[4]
Dengan demikian
pembelajaran dapat diartikan sebagai seperangkat aktivitas atau peristiwa yang
dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar guna menciptakan
kreativitas siswa.
2.2. Pengertian
Metodologi Pembelajaran PAI
Menurut
Departemen Agama, metodologi pembelajaran PAI adalah ilmu yang membahas cara
kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran PAI guna
mencapai tujuan pembelajaran PAI yang ditentukan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar.[5] Metodologi pembelajaran adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara yang
digunakan untuk melaksanakan suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta
didik agar tujuan yang telah ditentukan dalam pendidikan dapat tercapai.[6]
Dari penegertian di atas
dapat disimpulkan metodologi pembelajaran PAI adalah ilmu yang membahas tentang
cara kerja yang bersistem untuk melaksanakan suatu proses interaksi antara
pendidik dan peserta didik guna
mencapai tujuan pembelajaran PAI yang ditentukan dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
2.3.
Prinsip-prinsip Metodologi Pembelajaran PAI
Di masa lalu pengajaran dipandang
sebagai proses mengisi otak dengan pengetahuan. Sejalan dengan pandangan
tersebut, metode yang digunakan guru banyak berpusat pada metode ceramah, bagaimanapun
materi yang akan disampaikan. Munculnya teori-teori baru yang menjelaskan
karakteristik belajar yang membawa perubahan pada watak pengajaran dan
memunculkan berbagai metode mengajar. Metode-metode tersebut berkembang
mengikuti prinsip-prinsip umum berikut :
1.
Memperhatikan kecenderungan-kecenderungan siswa dalam belajar.
Prinsip ini memberi landasan bagi guru untuk memberikan kepada siswa hanya
bahan ajar yang sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, yaitu bakat, minat,
lingkungan dan kesiapan, sehingga mereka dapat mengambil manfaat dari proses
pembelajran.
2.
Memanfaatkan aktivitas individual para siswa. Hal ini dapat
dilakukan oleh guru dengan melibatkan mereka dalam setiap kegiatan yang
dilakukannya, memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan berbuat, serta
mendorong mereka untuk dapat mandiri dalam segala hal yang dapat dilakukan
dalam belajar mandiri dalam segala hal yang dapat dilakukan.
3.
Mendidik melalui permainan (games) atau menjadikan permainan
sebagai sarana pendidikan. Siswa terutama pada usia kanak-kanak dapat belajar
ditengah-tengah kegiatan bermain mereka. Dengan bermain, mereka tidak akan
merasakan adanya tekanan dan keterpaksaan, tidak pula terikat oleh banyak
peraturan yang sering kali menghalangi kebebasan mereka untuk
mengaktualisasikan bakat mereka.
4.
Memberi motivasi kepada siswa untuk berbuat, bukan menekannya,
sehingga dapat berbuat dengan penuh rasa senang. Biasanya segala sesuatu yang
diperbuat dengan rasa senang tidak akan membosankan.
5.
Mengutamakan dunia anak-anak dalam artian bahwa memperhatikan
kepentingan mereka dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan dimasa depan,
prinsip ini diwujudkan dengan memadukan aspek pembelajaran toeritis dan
praktis.
6.
Menciptakan semangat berkoperasi. Misalnya guru berkerjasama dengan
siswa, siswa dengan guru, dan orang tua dengan guru. Kerja sama yang terakhir
biasanya diungkapkan dengan kerjasama antara keluarga dan sekolah dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan siswa serta mencapai tujuan pendidikan dan
pengajaran yang dicita-citakan.
7.
Memberi motivasi kepada siswa untuk belajar mandiri serta memiliki
kepercayaan diri untuk melakukan tugas-tugas belajar dan penelitian. Guru
hendaknya berusaha agar mereka tidak bersandar kepadanya, kecuali dalam keadaan
terpaksa seperti ketika menghadapi kesulitan. [7]
8.
Memanfaatkan segenap indera siswa, sebab pendidikan inderawi
merupakan alat menuju pendidikan intelektual.
Prinsip umum
metode pembelajaran diatas penting dipertimbangkan setiap guru ketika akan
melakukan pengembangan metodologi pembelajaran agar setiap penggunaan metode
yang diputuskan akan memberikan manfaat yang mampu membawa siswa menuju
penguasaan kompetensi yang diharapkan.
2.4. Ruang
Lingkup Metodologi Pembelajaran
Metode
pendidikan merupakan salah satu sarana yang amat penting dalam mencapai tujuan
pendidikan. Menurut Ahmadi, dalam bukunya, “Didaktik dan Metodik” mengatakan,
bahwa ruang lingkup pendidikan Islam ada lima hal seperti di bawah ini.
1.
Perencanaan
Perencanaan (planning)
adalah suatu kegiatan yang dilakukan sebelum melakukan aktivitas. Menurut
Robert Glasar, langkah pertama dalam membuat persiapan mengajar ialah menentukan
tujuan pengajaran yang hendak dicapai pada jam pelajaran yang bersangkutan,
langkah kedua ialah menentukan intering bahavior. Entering behavior
ialah langkah tatkala guru menentukan kondisi siswanya yang mencakup kondisi
umum serta kondisi kesiapan kemampuan belajarnya. Langkah ketiga ialah
menentukan prosedur (langkah-langkah) mengajar dan langkah keempat ialah
menentukan cara dan teknik evaluasi.[8]
2.
Bahan
Pembelajaran
Bahan ajar merupakan bahan atau materi
pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan pendidik dan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis
maupun bahan tidak tertulis. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat
menguasai kompetensi melalui materi yang disajikan secara runtut dan sistematis
sehingga mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu sesuai dengan
tujuan pendidikan Agama Islam. Secara umum wujud bahan ajar dapat dikelompokkan
menjadi empat yaitu; bahan cetak (printed), bahan ajar dengar (audio),
bahan ajar lihat-dengar (audio visual) dan bahan ajar interaktif.
a.
Bahan cetak
( printed)
Bahan cetak
dapat disajikan dalam berbagai bentuk. Adapun macam-macam bahan ajar cetak
antara lain: handout, buku, modul, lembar kegiatan Siswa, brosur, wallchart,
dan foto/gambar.
b.
Bahan ajar
dengar (audio)
Bahan ajar
dengar adalah bahan ajar yang didesain dengan menggunakan media dengar (audio)
seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio.
c.
Bahan ajar
pandang dengar (audio-visual)
Bahan ajar audio-visual
adalah bahan ajar yang didesain dengan menggunakan media audio visual
seperti video compact disk dan film.
d.
Bahan ajar
interaktif (interactive teaching material)
Multimedia
interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih media (audio, teks, gambar, animasi,
dan video) yang oleh penggunaannya dimanipulasi untuk mengendalikan perintah
dan perilaku alami dari suatu presentasi.
3.
Strategi
Pembelajaran
Strategi pembelajaran
adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari pengertian diatas, ada dua hal yang
perlu dicermati, yaitu: pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya dalam pembelajaran. Kedua, strategi disusun
untuk mencapai tujuan tertentu. Berikut adalah jenis-jenis strategi
pembelajaran secara umum:
a. Strategi pembelajaran ekspoitri, adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai pelajaran dengan optimal. Metode pembelajaran yang sering digunakan
adalah metode ceramah.
b. Strategi pembelajaran inkuiri, adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan
anilitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah.
c. Strategi pembelajaran kooperatif, merupakan
strategi yang menggunakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan yang memiliki latar belakang kemampuan, jenis kelamin, rasa tau
suku yang berbeda.
4.
Media
Pembelajaran
Media sebagai
alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai
tujuan pengajaran. Adapun pengertian media pembelajaran PAI adalah
perantara atau pengantar pesan (informasi) dari guru agama Islam kepada
penerima informasi yakni peserta didik. Dalam perkembangannya media
pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Secara umum jenis media
pembelajaran dikelompokkan menjadi :
a. Media visual, adalah media yang hanya
mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film strip (film rangkaian), slides, gambar, atau lukisan, cetakan,
grafis, diagram, peta dan lainnya.
- Media auditif, adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran.
- Media audio-visual, adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Seperti contoh: rekaman video, film dan lain sebagainya.
- Media berbasis cetakan, media pembelajaran berbasis cetakan yang umum digunakan adalah buku teks, pamflet, poster, majalah dan lain sebagainya.
- Media pajang, media pajang biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi di depan kelompok kecil. Contoh: papan tulis, flip chart, papan magnetik dan lain-lain.
- Media berbasis komputer, media ini menggunakan komputer sebagai perantara untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik. Contoh: tutorial terprogram, yakni seperangkat tayangan yang lebih dahulu diprogramkan serta computer assisted instruction, yakni suatu system penyampaian materi pelajaran yang berbasis mikroprosesor yang pelajarannya dirancang dan diprogram ke dalam sistem tersebut, dan lain-lain.
5.
Evaluasi
Evaluasi dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah proses untuk mengetahui,
memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan
yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Jenis-jenis evaluasi yang dapat
diterapkan dalam pendidikan Islam adalah:[9]
a. Evaluasi formatif, yaitu penilaian untuk
mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para peserta didik setelah
menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar) pada mata
pelajaran tertentu.
- Evaluasi sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya.
- Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi atau kemampuan yang dimiliki peserta didik.
- Evaluasi diagnostik, adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan latar belakang (psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesuliatan–kesuliatan tersebut. Evaluasi jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
Pembelajaran
dan bimbingan guru dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan
melalui berbagai pendekatan. HM. Chatib Thaha, mendefinisikan pendekatan adalah
cara pemrosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga bisa
berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, di mana cara pandang itu
adalah cara pandang dalam konteks yang lebih luas.
Ada
beberapa pendekatan yang dapat dilakukan pendidik untuk kegiatan pembelajaran
dalam Pendidikan Agama Islam : [10]
a. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan ini merupakan
pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman
nilai-nilai keagamaan. Dengan pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan
untuk mendapatkan pengalaman keagamaan baik secara individual maupun kelompok.
b.
Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan ini dimaksudkan agar seseorang
memiliki kebiasaan berbuat hal-hal yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam.
c.
Pendekatan Emosional
Emosi merupakan gejala kejiwaan
yang ada di dalam diri seseorang. Emosi tersebut berhubungan dengan masalah
perasaan. Karena itu, pendekatan
emosional merupakan usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik
dalam meyakini ajaran Islam serta dapat merasakan mana yang baik dan mana yang
buruk.
d. Pendekatan Rasional
Pendekatan
rasional merupakan suatu pendekatan yang mempergunakan rasio ( akal ) dalam
memahami dan menerima suatu ajaran agama. Dengan mempergunakan akalnya
seseorang bisa membedakan mana yang baik, atau mana yang tidak baik.
Pembelajaran dengan melalui metode tanya jawab atau kerja kelompok, misalnya
seorang guru bisa melakukan pendekatan rasional dengan memberikan peran akal
dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran atau tuntunan agama.
e. Pendekatan Fungsional
Pendekatan ini merupakan upaya
memberikan materi pembelajaran dengan menekankan kepada segi kemanfaatan bagi
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran dan bimbingan untuk
melakukan shalat misalnya, diharapkan
berguna bagi kehidupan seseorang, baik dalam kehidupan individu maupun dalam
kehidupan sosial. Melalui pendekatan fungsional ini berarti peserta didik dapat
memanfaatkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.
Metode
yang dapat digunakan dalam pendekatan ini antara lain metode latihan,
demonstrasi, dan pemberian tugas.
f. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan
keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau memberikan contoh yang baik.
Guru yang senantiasa bersikap baik kepada setiap orang misalnya, secara
langsung memberikan keteladanan bagi anak didiknya. Keteladanan pendidik
terhadap anak didiknya merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan
keberhasilan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru akan menjadi tokoh
identifikasi dalam pandangan anak yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam
mengidentifikasikan diri dalam kehidupannya.
g Pendekatan Terpadu
Ialah
pendekatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan memadukan secara
serentak beberapa pendekatan. Pendekatan terpadu dalam PAI meliputi : a).
keimanan memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan pemahaman
adanya Tuhan sebagai sumber kehidupan makhluk sejagat ini; b). Pengalaman,
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempraktikan dan merasakan
hasil-hasil pengamatan ibadah dan akhlak dalam menghadapi tugas-tugas dan
masalah dalam kehidupan; c). pembiasaan, membiasakan sikap dan perilaku baik
yang sesuai dengan ajaran Islam dan budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan;
d). rasional, usaha memberikan usaha pada rasio (akal) peserta didik dalam
memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam materi pokok serta kaitannya
dengan perilaku yang baik dengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi;
e). emosional, upaya menggugah perasaan peserta didik dalam menghayati perilaku
yang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa; f). fungsional, menyajikan
semua bentuk materi pokok (Al-Qur’an, Aqidah, Syariah Ahlak, dan Tarikh), dan
segi manfaatnya bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas;
dan g). keteladanan, menjadikan fitur guru agama dan non agama serta petugas
sekolah lainnya maupun orang tua peserta didik, sebagai cermin kepribadian
manusia agama.
2.5 Kedudukan
Metodologi Pembelajaran
Salah satu usaha yang tidak pernah ditinggalkan
adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang
ikut ambil bagian bagi keberhasilan belajar mengajar.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah
pemahaman tentang kedudukan metode yaitu:
a.
Metode sebagai
Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah
satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah petingnya
dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun
kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti
guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman A.M adalah
motif – motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar.
Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat
membangkitkan belajar seseorang.
b.
Metode sebagai
Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan
belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang
relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam
– macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor
intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang
diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan
pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga
penguasaan penuh dapat tercapai.
c.
Metode sebagai
Alat Untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah
suatu cita – cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan
adalah pedoman yang memberi arah kemana keegiatan belajar mengajar akan dibawa.
Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka
metode yang digunakan harus sesuai dengan tujuan. Antara metode dan tujuan
jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan
pengajaran. Bila tidak, maka akan sia – sialah tujuan tersebut.
2.5 Manfaat Metodologi
Pembelajaran PAI
Metode-metode
pembelajaran PAI memiliki manfaat bagi pendidik dan peserta didik, baik dalam
proses belajar dan pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, bahkan
untuk hari esok. Sehubungan dengan itu, Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Saibany
mengatakan bahwa kegunaan metodologi pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
a. Menolong siswa dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan, pengalaman, keterampilan, terutama berpikir
ilmiah dan sikap dalam satu kesatuan.
b. Membiasakan pelajar berpikir sehat, rajin, sabar, dan teliti dalam
menuntut ilmu.
c. Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
d. Menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif, komunikatif, sehingga dapat meningkatkan
motivasi peserta didik.
Dengan demikian,
keberadaan metodologi pembelajaran menunjukkan pentingnya metode dalam sistem
pengajaran. Tujuan dan materi yang baik tanpa didukung dengan metode
penyampaian yang baik dapat menghasilkan yang tidak baik. Atas dasar itu,
pendidikan agama Islam sangat memperhatikan terhadap masalah metodologi
pembelajaran ini. [11]
2.6 Kegunaan Metode Pendidikan Agama Islam
Tentang fungsi metode secara umum dapat
dikemukakan sebagai pemberi jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi
pelaksanaan operasional dari ilmu pendidikan tersebut.
Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan,
menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu
ilmu. Dari dua pendekatan ini segera dapat dilihat bahwa pada intinya metode berfungsi
mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran dengan cara yang sesuai dengan perkembangan
objek tersebut.
Dalam Al-Qur'an
metode dikenal sebagai sarana yang menyampaikan seseorang kepada tujuan
penciptaan-Nya sebagai khalifah di muka bumi dengan melaksanakan pendekatan
dimana manusia ditempatkan sebagai makhluk yang memiliki potensi rohaniah dan
jasmaniah yang keduanya dapat digunakan sebagai saluran penyampaian materi
pelajaran. Karenanya terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan metode,
yaitu prinsip agar pengajaran dapat disampaikan dalam suasana menyenangkan,
menggembirakan, penuh dorongan, dan motivasi, sehingga pelajaran atau materi
didikan itu dapat dengan mudah diberikan.
Pada
kenyataannya, metode merupakan sesuatu yang sangat penting dalam terciptanya
sebuah pendidikan yang ideal. Dengan metode-metode seorang pendidik akan bisa
menyampaikan ilmunya kepada peserta didik. Tetapi jika pendidik tidak memiliki
metode dalam penyampaian materi pendidikan, maka peserta didik akan kesulitan
dalam memahami materi yang disampaikan. Metode bisa dikatakan adalah sebagai
jembatan yang menghubungkan pendidik dengan anak didik kepada tujuan
pendidikan, yaitu terbentuknya kepribadian. Bila dikaitkan dengan Islam
kepribadian ini lebih mengarah pada kepribadian muslim, yang mencerminkan
nilai-nilai keIslaman.
Dengan
demikian, jelaslah bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi
pendidikan. Dengan metode seorang pendidik akan lebih mudah dalam memberikan
materi dan peserta didik akan mudah dalam memahami apa yang disampaikan oleh
pendidik.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai. 2002. Pengantar
Ilmu dan Metode Pendidikan Islam. Ciputat Pers.
Harto, Kasinyo dan Abdurrahmansyah. 2009. Metodologi
Pembelajaran Berbasis Active Learning. Palembang: Grafika Telindo Press.
Rahman, Nazarudin. 2014. Menjadi Guru Profesional; Pasca
Sertifikasi. Yogyakarta: Pustaka Felicha.
Ramayulis.
2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama
Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Tafsir, Ahmad.
2000. Metodologi Pengajaran Agama Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yanti, Clara R. Pudjiyog. 1985. Konsep Diri dalam Belajar
Mengajar. Jakarta: Arcan.
http://metodologipembelajaran.blogspot.com.
Diakses tanggal 17 Maret 2014.
http://agusagif.blogspot.com. Diakses tanggal 17 Maret 2014