Rabu, 11 Juni 2014

makalah pengelolaan pembelajaran tentang teknik-teknik mendapatkan umpan balik



BAB I
   PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
Suatu realita sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, Nampak beberapa atau beberapa atau sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar. Sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Juga, ada beberapa siswa yang belum sampai kepada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu mempelajari (baca: menghapal), fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkan secara efektif dalam memecahkan masalah sehari-hari. Ini terjadi karena guru belum optimal memberdayakan “tambang emas” potensi masing-masing siswa yang sering kali tersembunyi.
Pada permasalahan ini ada salah satu teknik yang mendukung yaitu umpan balik yang mana teknik umpan baliki ini akan kami bahas, bagai mana teknik-teknik mendapatkan umpan balik, diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik alat bantu akseptabel, memilih bentuk motivasi yang akurat dan menggunakan metode yang bervariasi.                   

2.      Rumusan Masalah
Bagai mana cara mendapat umpan balik atau respon dari peserta didik dalam belajar-mengajar?

3.      Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini kami mencoba mengulas tuntas tentang “Teknik-teknik mendapatkan umpan balik” agar kita mengerti tentang tatacara dan sesuatu yang bersifat fositif yang seharusnya dilakukan oleh peserta didik. Dan kami dari pemakalah berharap semoga dengan adanya sekilas penjelasan yang dipapar dalam makalah ini menjadi manfa’at bagi kita semua.. Amien.


4.      Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat atau menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa khususnya, dan bagi masyarakat umumnya dalam memahami Ilmu Srategi Pembelajaran Pai, apalagi yang berkaitan dengan teknik-teknik mendapatkan umpan balik khususnya.






























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Memancing Apersepsi Peserta Didik
Peserta didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan peserta didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan dan pertumbahan itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan social masyarakatnya, sehingga sikap, perilaku dan pandangan hidup peserta didik dipengaruhi oleh perkembangan yang membentuknya.[1]
Latar belakang kehidupan social peserta didik penting untuk diketahui oleh guru. Sebab dengan mengetahui dari mana peserta didik berasal, dapat membantu guru untuk memahami jiwa peserta didiknya. Pengalaman apa yang dipunyai oleh peserta didik adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian peserta didik.[2]    
Pengalaman peserta didik mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan peserta didik tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga peserta didik terpancing untuk memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, uasaha guru untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dengan pengetahuan yang masih relevan yang akan diberikan, merupakan teknik mendapatkan umpan balik dari peserta didik dalam pengajaran. Bahan apersepsi sangat membantu peserta didik dalam usaha mengelolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru.

B.     Memenfaatkan Teknik Alat Bantu Yang Akseptabel
Bahan pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran, bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar. Tinjauan mengenai sifat bahan ini dikarenakan dalam setiap kali proses pembelajaran berlangsung ada diantara peserta didik yang kurang mampu memproses atau mengelolah bahan dengan baik, sehingga pengertian pun sukar didapatkan. Intelegensi adalah factor yang menyebabkan peserta didik dalam memahami bahan pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Dan begitu juga sebaliknya, penyampaian atau penjelasan guru yang mungkin sedikit berbelit-belit juga menjadi factor bagi sukarnya peserta didik dalam menangkap pelajaran. Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan isi dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu untuk membantu memperjelas isi dari bahan. Dalam dunia pembelajaran, alat bantu yang dimaksud biasanya disebut media.[3]
Adapun penggunaan alat bantu atau media adalah untuk memperjelas bahan pelajaran. Dan tujuan lain yang tak kalah penting didalam penggunaan alat bantu adalah:
1.      Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh kehadapan peserta didik.
2.      Menyajikan peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan cepat atau amat lambat menjadi lebih sistematis dan sederhana.
3.      Menampung sejumlah besar peserata didik untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu yang sama.
4.      Meningkat daya tarik pelajaran dan perhatian peserta didik.
5.      Meningkatkan sistematika pengajaran[4]

Adapun manfaat dari penggunaan alat bantu/media dalam pembelajaran adalah:
1.      Untuk memperlancar interaksi antara pendidik dengan peserta didik
2.      Proses pembelajaran menjadi lebih baik
3.      Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif
4.      Jumlah waktu mengajar dapat dikurangi
5.      Meningkatkan kualitas belajar siswa
6.      Proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7.      Menimbilkan sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.

Alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai teknik yang jitu untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar peserta didik yang berkelanjutan.[5]

C.    Memilih Bentuk Motivasi Yang Baru
Proses pembelajaran adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk kepentingan peserta didik. Agar peserta didik senang dan bergairah belajar, guru harus berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan cara memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Motivasi merupakan factor yang mempunyai arti penting bagi peserta didik. Apalah artinya peserta didik pergi kesekolah tanpa motivasi dari guru untuk belajar. [6]Dalam usaha untuk membangkitkan gairah belajar peserta didik, ada enam hal yang harus dikerjakan oleh guru, yaitu:
1.      Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
2.      Menjelaskan secara konkret kepada peserta didik apa yang dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
3.      Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai oleh peserta didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik dikemudian hari
4.      Membentuk kebiasaan belajar yang baik
5.      Membantu kesulitan peserta didik secara individual maupun kelompok
6.      Menggunakan metode yang bervariasi.
Kemudian ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna untuk mempertahan minat peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan,yaitu:
a.       Member angka, angka dimaksud sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar peserta didik.
b.       Hadiah, sesuatu yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi.
c.       Pujian, alat motivasi yang positif.
d.      Gerakan tubuh, bentuk mimik yang cerah, senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk tangan, member salam, menaikkan bahu, menggelengkan kepala, menaikkan tangan dan lain-lain.
Peserta didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya apabila ada motivasi, baik itu motivasi ekstrinsik maupun instrinsik. Ada beberapa hal yang dapat merangsang tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik. Antara lain:[7]

a.       Penampilan guru yang hangat dan menumbuhkan pertisipasi positif. Sikap guru tampil hangat, bersemangat, penuh percaya diri dan antusias,serta dimulai dengan pola pandang bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas yang berpresrasi, itu merupakan factor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala bentuk penampilan guru akan membiasa mewarnai sikap para peserta didik. Bila tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap tumbuh sikap aktif pada diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunujukkan keseriusannya terhadap pelaksanaan proses pembelajaran, serta dapat meyakinkan bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik, sehingga tumbuh minat yang sangat kuat pada diri peserta didik.
b.      Peserta didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran. Bila peserta didik telah mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu setiap awal pembelajaran guru berkewajiban memberi penjelasan terlebeih dahulu tentang tujuan dan kegunaan materi yang mereka pelajari.
c.       Tersedia tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung. Bila di dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang menarik dan cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran maka hal itu juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik.
d.      Adanya konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses pembelajaran.
Macam-macam bentuk motivasi diatas dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam proses pembelajaran.



D.    Menggunakan Metode Yang Bervariasi
Dalam proses pembelajaran menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang beragam, agar proses belajar tersebut menyenangkan dan dan mampu mengembangkan kemampuan peserta didiknya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi yang akan diajarkan. Menurut DR. Ahamad Tafsir, metode adalah cara yang paling cepat dan tepat, kata “cepat dan tepat” didini sering diungkapkan dengan ungkapan efektif dan efisien. Disini seorang guru harus memilih cara yang efektif dan efisien dalam mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan peserta didiknya.[8]
Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalamproses pembelajaran, setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menggunakan metode yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar peserta didik dalam menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari peserta didik akan bangkit sejalan dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan psikologis peserta didik.
Macam-macam metode konvesional dalam pembelajaran antara lain:
1.      Metode ceramah.
2.      Metode diskusi.
3.      Metode Tanya jawab.
4.      Metode kerja kelompok.
5.      Metode sosio-drama
6.      Metode sistim regu, Dll.
Dengan menggunakan metode diatas, maka guru akan mendapatkan umpan balik peserta didik.







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Peserta didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan peserta didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya.
Alat bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar peserta didik yang berkelanjutan.
Dengan memberikan  motivasi kepada peserta didik, seorang guru akan mendapatkan umpan balik dari peserta didik. Oleh karena itu, diwajibkan bagi pendidik supaya selalu memberi motivasi atau dorongan yang kira-kira membangun semangat peserta dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang beragam, agar proses belajar tersebut menyenangkan dan dan mampu mengembangkan kemampuan peserta didiknya.

B.     Kritik dan Saran
Dalam makalah ini pemakalah merasa begitu banyak terdapat kesalahan, baik dalam segi penulisan maupun uraian yang mussngkin terlalu sulit untuk dipahami, untuk itu, pemakalah sangat membutuhkan sekali bimbingan dan masukan dari Dosen pembimbing dan teman-teman sekalian, sehingga menjadikan makalah ini lebih bermakna dan bermanfaat.








DAFTAR PUSTAKA


Bahri Djamarah, Syaiful, Starategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka    Cipta, 2006.
Usman, Basyirudin, Metodolgi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Remaja Rosda Karya, 2007
Nata, Abuddin, Perspektif Islam Ttentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009



[1]  Syaiful Djamarah Bahri, Starategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta,h.146
[2]  Basyirudin Usman, Metodolgi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Remaja Rosda Karya, h. 110
[3]  Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, h. 170
[4]  Syaiful Djamarah Bahri, Starategi Belajar Mengajar, h. 148

[5]  Basyirudin Usman, Metodolgi Pengajaran Agama Islam, h. 113
[6]  Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran h. 172
[7]  Syaiful Djamarah Bahri, Starategi Belajar Mengajar, h.151

[8]  Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, h. 175

Tidak ada komentar:

Posting Komentar