BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Suatu realita
sehari-hari, di dalam suatu ruang kelas ketika sesi kegiatan belajar mengajar
(KBM) berlangsung, Nampak beberapa atau beberapa atau sebagian besar siswa
belum belajar sewaktu guru mengajar. Sebagian besar siswa belum mampu mencapai
kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Juga,
ada beberapa siswa yang belum sampai kepada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu
mempelajari (baca: menghapal), fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan
gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan
dan menerapkan secara efektif dalam memecahkan masalah sehari-hari. Ini terjadi
karena guru belum optimal memberdayakan “tambang emas” potensi masing-masing siswa
yang sering kali tersembunyi.
Pada permasalahan
ini ada salah satu teknik yang mendukung yaitu umpan balik yang mana teknik
umpan baliki ini akan kami bahas, bagai mana teknik-teknik mendapatkan umpan
balik, diantaranya dengan memancing apersepsi anak didik, memanfaatkan teknik
alat bantu akseptabel, memilih bentuk motivasi yang akurat dan menggunakan
metode yang bervariasi.
2. Rumusan Masalah
Bagai mana cara
mendapat umpan balik atau respon dari peserta didik dalam belajar-mengajar?
3. Tujuan Penulisan
Dalam makalah ini
kami mencoba mengulas tuntas tentang “Teknik-teknik mendapatkan umpan
balik” agar kita mengerti tentang tatacara dan sesuatu yang bersifat
fositif yang seharusnya dilakukan oleh peserta didik. Dan kami dari pemakalah
berharap semoga dengan adanya sekilas penjelasan yang dipapar dalam makalah ini
menjadi manfa’at bagi kita semua.. Amien.
4. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini
diharapkan dapat memberi manfaat atau menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa
khususnya, dan bagi masyarakat umumnya dalam memahami Ilmu Srategi Pembelajaran
Pai, apalagi yang berkaitan dengan teknik-teknik mendapatkan umpan balik
khususnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Memancing Apersepsi
Peserta Didik
Peserta didik adalah
orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai dengan
perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan peserta didik
mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya. Perkembangan dan pertumbahan itu
sendiri dipengaruhi oleh lingkungan kehidupan social masyarakatnya, sehingga
sikap, perilaku dan pandangan hidup peserta didik dipengaruhi oleh perkembangan
yang membentuknya.[1]
Latar
belakang kehidupan social peserta didik penting untuk diketahui oleh guru.
Sebab dengan mengetahui dari mana peserta didik berasal, dapat membantu guru
untuk memahami jiwa peserta didiknya. Pengalaman apa yang dipunyai oleh peserta
didik adalah hal yang sangat membantu untuk memancing perhatian peserta didik.[2]
Pengalaman
peserta didik mengenai bahan pelajaran yang telah diberikan merupakan bahan
apersepsi yang dipunyai oleh anak. Pengalaman atau pengetahuan peserta didik
tersebut dapat dimanfaatkan untuk memancing perhatian peserta didik terhadap
bahan pelajaran yang akan diberikan, sehingga peserta didik terpancing untuk
memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, uasaha guru untuk menghubungkan
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik dengan pengetahuan yang masih
relevan yang akan diberikan, merupakan teknik mendapatkan umpan balik dari
peserta didik dalam pengajaran. Bahan apersepsi sangat membantu peserta didik
dalam usaha mengelolah kesan-kesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh
guru.
B. Memenfaatkan Teknik Alat Bantu Yang Akseptabel
Bahan
pelajaran adalah isi yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran,
bahan yang akan disampaikan oleh guru itu bermacam-macam sifatnya, mulai dari
yang mudah, sedang, sampai ke yang sukar. Tinjauan mengenai sifat bahan ini
dikarenakan dalam setiap kali proses pembelajaran berlangsung ada diantara
peserta didik yang kurang mampu memproses atau mengelolah bahan dengan baik,
sehingga pengertian pun sukar didapatkan. Intelegensi adalah factor yang
menyebabkan peserta didik dalam memahami bahan pembelajaran yang diajarkan oleh
guru. Dan begitu juga sebaliknya, penyampaian atau penjelasan guru yang mungkin
sedikit berbelit-belit juga menjadi factor bagi sukarnya peserta didik dalam
menangkap pelajaran. Guru yang menyadari kelemahan dirinya untuk menjelaskan
isi dari bahan pelajaran yang disampaikan sebaiknya memanfaatkan alat bantu
untuk membantu memperjelas isi dari bahan. Dalam dunia pembelajaran, alat bantu
yang dimaksud biasanya disebut media.[3]
Adapun
penggunaan alat bantu atau media adalah untuk memperjelas bahan pelajaran. Dan
tujuan lain yang tak kalah penting didalam penggunaan alat bantu adalah:
1.
Menyajikan
benda atau peristiwa yang jauh kehadapan peserta didik.
2.
Menyajikan
peristiwa yang kompleks, rumit, berlangsung dengan cepat atau amat lambat
menjadi lebih sistematis dan sederhana.
3.
Menampung
sejumlah besar peserata didik untuk mempelajari materi pelajaran dalam waktu
yang sama.
4.
Meningkat
daya tarik pelajaran dan perhatian peserta didik.
5.
Meningkatkan
sistematika pengajaran[4]
Adapun
manfaat dari penggunaan alat bantu/media dalam pembelajaran adalah:
1.
Untuk
memperlancar interaksi antara pendidik dengan peserta didik
2.
Proses
pembelajaran menjadi lebih baik
3.
Proses
belajar siswa menjadi lebih interaktif
4.
Jumlah
waktu mengajar dapat dikurangi
5.
Meningkatkan
kualitas belajar siswa
6.
Proses
pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7.
Menimbilkan
sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran.
Alat
bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai teknik yang jitu untuk
meningkatkan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan
oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar peserta didik
yang berkelanjutan.[5]
C. Memilih Bentuk Motivasi Yang Baru
Proses
pembelajaran adalah suatu proses yang dengan sengaja diciptakan untuk
kepentingan peserta didik. Agar peserta didik senang dan bergairah belajar,
guru harus berusaha menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan cara
memanfaatkan semua potensi kelas yang ada. Motivasi merupakan factor yang
mempunyai arti penting bagi peserta didik. Apalah artinya peserta didik pergi
kesekolah tanpa motivasi dari guru untuk belajar. [6]Dalam
usaha untuk membangkitkan gairah belajar peserta didik, ada enam hal yang harus
dikerjakan oleh guru, yaitu:
1. Membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar.
2. Menjelaskan secara konkret kepada peserta didik apa yang
dapat dilakukan pada akhir pengajaran.
3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai oleh
peserta didik sehingga dapat merangsang untuk mendapat prestasi yang lebih baik
dikemudian hari
4. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
5. Membantu kesulitan peserta didik secara individual maupun
kelompok
6. Menggunakan metode yang bervariasi.
Kemudian
ada beberapa bentuk motivasi yang dapat guru gunakan guna untuk mempertahan
minat peserta didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan,yaitu:
a.
Member
angka, angka dimaksud sebagai symbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar
peserta didik.
b.
Hadiah,
sesuatu yang diberikan kepada peserta didik yang berprestasi.
c.
Pujian,
alat motivasi yang positif.
d.
Gerakan
tubuh, bentuk mimik yang cerah, senyum, mengangguk, acungan jempol, tepuk
tangan, member salam, menaikkan bahu, menggelengkan kepala, menaikkan tangan
dan lain-lain.
Peserta
didik akan aktif dalam kegiatan belajarnya apabila ada motivasi, baik itu
motivasi ekstrinsik maupun instrinsik. Ada beberapa hal yang dapat merangsang
tumbuhnya motivasi belajar aktif pada diri peserta didik. Antara lain:[7]
a.
Penampilan
guru yang hangat dan menumbuhkan pertisipasi positif. Sikap guru tampil hangat,
bersemangat, penuh percaya diri dan antusias,serta dimulai dengan pola pandang
bahwa peserta didik adalah manusia-manusia cerdas yang berpresrasi, itu merupakan
factor penting yang akan meningkatkan partisipasi aktif peserta didik. Segala
bentuk penampilan guru akan membiasa mewarnai sikap para peserta didik. Bila
tampilan guru sudah tidak bersemangat maka jangan harap tumbuh sikap aktif pada
diri peserta didik. Karena itu hendaknya seorang guru dapat selalu menunujukkan
keseriusannya terhadap pelaksanaan proses pembelajaran, serta dapat meyakinkan
bahwa materi pelajaran serta kegiatan yang dilakukan merupakan hal yang sangat
penting bagi peserta didik, sehingga tumbuh minat yang sangat kuat pada diri
peserta didik.
b.
Peserta
didik mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran. Bila peserta didik telah
mengetahui tujuan dari pembelajaran yang sedang mereka ikuti, maka mereka akan
terdorong untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara aktif. Oleh karena itu
setiap awal pembelajaran guru berkewajiban memberi penjelasan terlebeih dahulu
tentang tujuan dan kegunaan materi yang mereka pelajari.
c.
Tersedia
tersedia fasilitas, sumber belajar, dan lingkungan yang mendukung. Bila di
dalam kegiatan pembelajaran telah tersedia fasilitas dan sumber belajar yang
menarik dan cukup untuk mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran maka hal itu
juga akan menumbuhkan semangat belajar peserta didik.
d.
Adanya
konsistensi dalam penerapan aturan atau perlakuan oleh guru di dalam proses
pembelajaran.
Macam-macam bentuk motivasi diatas dapat dimanfaatkan oleh
guru untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik dalam proses pembelajaran.
D. Menggunakan Metode Yang Bervariasi
Dalam proses
pembelajaran menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode yang
beragam, agar proses belajar tersebut menyenangkan dan dan mampu mengembangkan
kemampuan peserta didiknya. Metode merupakan hal yang lebih penting dari materi
yang akan diajarkan. Menurut DR. Ahamad Tafsir, metode adalah cara yang paling
cepat dan tepat, kata “cepat dan tepat” didini sering diungkapkan dengan
ungkapan efektif dan efisien. Disini seorang guru harus memilih cara yang
efektif dan efisien dalam mentransformasi dan mengembangkan pengetahuan peserta
didiknya.[8]
Metode
adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalamproses pembelajaran, setiap
kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang digunakan itu tidak
sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Menggunakan metode
yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar peserta didik dalam
menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari peserta didik akan bangkit sejalan
dengan penggunaan metode mengajar yang sesuai dengan psikologis peserta didik.
Macam-macam
metode konvesional dalam pembelajaran antara lain:
1. Metode ceramah.
2. Metode diskusi.
3. Metode Tanya jawab.
4. Metode kerja kelompok.
5. Metode sosio-drama
6. Metode sistim regu, Dll.
Dengan menggunakan metode diatas, maka guru akan
mendapatkan umpan balik peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peserta
didik adalah orang yang memiliki kepribadian dengan ciri-ciri yang khas sesuai
dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Perkembangan dan pertumbuhan peserta
didik mempengaruhi sikap dan tingkah lakunya.
Alat
bantu yang akseptabel dapat dimanfaatkan sebagai taktik yang jitu untuk
meningkatkan perhatian peserta didik terhadap bahan pelajaran yang disampaikan
oleh guru. Umpan balik pun terjadi seiring dengan proses belajar peserta didik
yang berkelanjutan.
Dengan
memberikan motivasi kepada peserta didik, seorang guru akan mendapatkan
umpan balik dari peserta didik. Oleh karena itu, diwajibkan bagi pendidik
supaya selalu memberi motivasi atau dorongan yang kira-kira membangun semangat
peserta dalam belajar.
Dalam
proses pembelajaran menuntut seorang guru memiliki keterampilan atau metode
yang beragam, agar proses belajar tersebut menyenangkan dan dan mampu
mengembangkan kemampuan peserta didiknya.
B. Kritik
dan Saran
Dalam
makalah ini pemakalah merasa begitu banyak terdapat kesalahan, baik dalam segi
penulisan maupun uraian yang mussngkin terlalu sulit untuk dipahami, untuk itu,
pemakalah sangat membutuhkan sekali bimbingan dan masukan dari Dosen pembimbing
dan teman-teman sekalian, sehingga menjadikan makalah ini lebih bermakna dan
bermanfaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Bahri Djamarah, Syaiful, Starategi
Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006.
Usman, Basyirudin, Metodolgi
Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT Remaja Rosda Karya, 2007
Nata, Abuddin, Perspektif Islam Ttentang Strategi
Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar